Tuesday, February 23, 2010

Akankah Asean-China Free Trade Area Membunuh Indonesia?

Artikel ini adalah sebuah pidato argumentasi buatan saya beberapa waktu yang lalu. Semoga bisa berguna.

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Yth. Ibu Puji,
dan rekan-rekan X7 yang berbahagia.
Berbahagialah kita karena dapat bertemu di sini dalam keadaan sehat. Patutlah kita ucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat rahmat-Nya.

Hadirin yang saya hormati,
Pada kesempatan kali ini saya menyampaikan topic yang sedang hangat dibicarakan di masyarakat, yakni Asean-China Free Trade Area. Asean China Free Trade Area merupakan suatu program kerja sama antarnegara di bidang ekonomi. Perjanjian ini ditandatangani oleh pemimpin dari 10 negara di Asean dengan China. Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 4 November 2002 di Phnom Pehn, Kamboja. Saat itu, Presiden Indonesia yang mendatangani perjanjian AC-FTA adalah Ibu Megawati Soekarno Putri. Walaupun ditandatangani pada tahun 2002, perjanjian ini dimulai pada tahun 2010. Saat ini kita sudah memasuki tahun 2010 dan memang sejak awal 2010 kemarin, AC-FTA sudah mulai diberlakukan di Indonesia. Jika kita menilik ke beberapa hari sebelum pergantian tahun, di beberapa media massa dan acara televisi banyak dibahas mengenai persiapan Indonesia dalam menghadapi AC-FTA. Banyak Pengusaha Indonesia yang diwawancarai dan dimintai pendapat. Sebagian besar dari mereka mengatakan bahwa Indonesia sebaiknya membatalkan perjanjian AC-FTA sebelum terlambat. Apa maksud dari saran para pengusaha itu?


Pada akhir tahun 2008, dunia mengalami krisis finansial karena kebijakan yang salah Presiden Amerika Serikat sebelumnya. Berkat keuletan Sri Mulyani, Indonesia memang tidak terkena dampak yang besar dari krisis ini, walaupun begitu ada beberapa perusahaan yang merasakan dampak krisis global tersebut. Ditambah lagi suatu kebiasaan buruk para pejabat dan petinggi di Indonesia, korupsi. Uang negara yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat tidak tersampaikan ke tangan rakyat dan digunakan untuk kepentingan pribadi. Akhirnya Indonesia tidak dapat memperbaiki diri di bidang ekonomi. Masalah baru datang, yaitu akan diberlakukannya perjanjian Free Trade Area dengan China, hal ini diperkirakan akan menambah rumit masalah ekonomi di Indonesia. Dengan diberlakukannya Free Trade Area dengan China, barang-barang China akan masuk ke Indonesia dengan mudah dan bebas pajak. Selama ini barang-barang yang diproduksi China dijual di Indonesia dengan harga murah, padahal masih ditambah dengan pajak dari pemerintah, dengan adanya Free Trade Area ini, barang China yang dijual di Indonesia akan lebih murah lagi.

Kebanyakan barang produksi China berupa barang-barang hasil industri yang juga diproduksi oleh para produsen Indonesia. Oleh karena itu, barang China dan barang Indonesia yang selama ini bersaing ketat (dengan keadaan pemerintah masih melindungi barang Indonesia) akan menjadi lebih ketat lagi. Produsen Indonesia harus berpikir keras untuk dapat bersaing dengan barang China yang harganya akan jauh lebih murah. Kebanyakan orang Indonesia sendiri masih sulit untuk percaya pada produk dalam negeri sehingga para produsen Indonesia akan lebih kesulitan lagi. Tipe orang Indonesia lainnya adalah memilih harga yang lebih murah dan tidak memperhitungkan kualitas. Barang China memang lebih murah dari barang Indonesia, tapi kualitas barang Indonesia jauh di atas barang China. Tapi orang Indonesia tidak berpikir jauh, kebanyakan dari mereka melihat harga yang harus mereka bayar saat bertransaksi. Sebenarnya jika mereka mengutamakan kualitas dalam membeli barang, uang yang harus mereka keluarkan lebih sedikit.

Hadirin yang saya hormati,
Alasan-alasan inilah yang membuat saya juga tidak setuju dengan adanya Free Trade Area dengan China. Memang, Free Trade Area ini tidak semuanya mengandung nilai negatif, ada beberapa profesi yang diuntungkan karena adanya Free Trade Area. Misalnya pedagang mainan buatan China yang biasanya berjualan di tempat-tempat umum dan sekolah, pengusahan yang biasa mengimport barang dari China lalu menjualnya di Indonesia, dan lain sebagainya. Tapi mari kita telusuri lebih dalam lagi. Pengusaha dikatakan diuntungkan, benar, tapi tidak semuanya. Tidak semua pengusaha adalah distributor. Dalam hal distribusi sendiri, tidak semua pengusaha diuntungkan. Misalnya pengusaha yang bergerak dalam ditribusi barang resmi atau sebagai agen resmi, mereka harus bersaing keras dengan produk China yang kebanyakan adalah barang palsu. Dalam hal ini kembali lagi kepada kurangnya dukungan rakyat Indonesia pada produk lokal dan barang resmi.
Dari segi produksi, barang Indonesia akan kalah bersaing dengan barang China, lalu bagaimana nasib pabrik-pabrik di Indonesia? Bagaimana para buruhnya? Mereka dan keluarganya akan mendapatkan makanan dari mana jika seumpama dilakukan PHK? Jika banyak industri Indonesia yang tutup, bagaimana neraca ekspor-impor Indonesia? Indonesia akan melakukan impor jauh lebih banyak daripada ekspor dan akan terjadi inflasi besar-besaran sehingga krisis moneter akan terulang kembali. Dalam keadaan itu, Indonesia akan benar-benar jatuh. Tapi tenang saja, kemungkinan terburuk itu masih jauh. Sampai saat ini dampak Free Trade Area belum terlalu terasa. Walaupun sudah memasuki bulan kedua tahun 2010, beberapa barang China masih dikenai pajak. Untuk menghindari terjadinya kemungkinan terburuk adalah tugas seluruh bangsa Indonesia, termasuk kita. Berpikirlah dulu sebelum membeli, utamakan membeli produk dalam negeri, banggalah terhadap Negara Indonesia, dan yang paling penting adalah jangat takut bersaing untuk mencapai kesuksesan.

Ibu guru dan rekan-rekan yang saya hormati,
Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Semoga apa yang saya sampaikan dapat membawa manfaat bagi kita semua. Akhirnya saya mohon maaf jika terdapat kata-kata yang salah atau kurang berkenan di hati Ibu dan rekan-rekan.
Terima kasih.

Page copy protected against web site content infringement by Copyscape


image cre: kompas

0 comments:

Post a Comment

 
Powered by Blogger