Di tahun 2009 ini, kita sudah masuk ke era globalisasi. Era di mana hampir semua pekerjaan manusia sudah dapat digantikan oleh tekhnologi. Sudah banyak ditemukan berbagai alat elektronik yang memungkinkan kita mengetahui informasi di daerah lain bahkan daerah yang sangat jauh dari tempat di mana kita tinggal, sebagai contoh adalah televisi, radio, handphone, satelit, internet dan masih banyak yang lainnya. Melalui media-media tersebutlah, kita dapat mengetahui informasi-informasi terbaru mulai dari trend mode, politik, hiburan, hingga teknologi dari berbagai belahan dunia. Apalagi dengan semakin mudahnya mendapatkan akses internet. Di Internet kita dapat mengakses banyak informasi. Dengan adanya teknologi yang begitu maju, kita mendapat banyak keuntungan, diantaranya kita dapat lebih banyak mencari ilmu tanpa harus memakan biaya dan waktu yang sangat banyak, Indonesia sendiri dapat menambah devisa dengan adanya perdagangan internasional.
Tetapi, dibalik semua keuntungan yang kita dapat, banyak pula hal-hal yang malahan menjadi tidak baik. Hal tersebut terjadi di berbagai bidang, seperti dalam bidang pendidikan, tata krama dan budi pekerti, kebudayaan, politik, ekonomi, dan lain sebagainya. Di sini, kami, kelompok 2, lebih membahas pengaruh globalisasi di bidang kebudayaan. Semakin berkembangnya teknologi di era globalisasi ini, bukan hanya memberikan banyak dampak positif, tapi juga mengakibatkan banyak dampak negatif untuk masyarakat Indonesia. Banyak acara-acara di televisi yang yang menyiarkan acara-acara luar negeri seperti MTV, Anime Jepang, Kartun Amerika, Film-film Barat, dan lain sebagainya. Di internet, kita dapat mengakses dengan cepat segala yang ingin kita ketahui. Hal tersebut mempengaruhi para pemuda Indonesia. Mereka memandang bahwa acara-acara itu lebih baik. Akhirnya mereka mencari tahu di internet, mereka jadi tahu banyak hal tentang perkembangan dan budaya luar negeri, dari cara berpakaian, berbicara, dan tata krama. Menonton TV dan menggunakan internet sebenarnya adalah hal yang baik, tetapi, kita harus dapat menyaring, mana yang harus ditiru dan mana yang harus dijauhi. Kita sebagai seorang Indonesia, kaya akan budaya. Kita mewarisi banyak sekali budaya yang unik yang seharusnya kita perkenalkan kepada dunia luar. Tapi, kenyataannya, sekarang malah banyak pemuda-pemuda Indonesia yang lebih menyukai budaya luar, hal itu tidak buruk, karena budaya ada untuk dihargai. Tapi, kita tidak boleh melupakan budaya kita sendiri.
Mungkin kita berpikir, hal itu hanya terjadi di kota-kota besar di Indonesia, seeprti Jakarta, Bali, Yogyakarta, Surabaya, dan Bandung. Ternyata, di kota Bukittinggipun sudah banyak pemuda Indonesia yang terpengaruh sekali dengan budaya luar. Mereka pergi ke Mall dengan menggunakan celana yang sangat pendek dan dandanan yang kurang sesuai dengan tata krama Indonesia. Di Yogyakarta sendiri juga sering kita lihat, penampilan anak muda yang kurang enak dipandang mata. Tapi, jika tidak menggunakan pakaian seperti itu, mereka akan dijauhi karena dianggap di gaul. Hal ini menyulitkan pemerintah juga dalam menanamkan rasa cinta dan bangga akan budaya sendiri. Kalau dipikir-pikir, budaya Indonesia tidak kalah menarik dari budaya luar, tapi karena keterbelakangan yang dialami negara Indonesia sendiri yang menyebabkan budaya Indonesia kurang dikenal. Kita, sebagai pemuda Indonesia, seharusnya lebih bangga pada budaya sendiri, perkenalkanlah budaya kita sebagai orang Jawa ke luar negeri. Beri tahu orang dunia tentang tari-tarian yang kita miliki, alat musik tradisional, pakaian, lagu, dan bahasa yang kita miliki.
Buat mereka terkagum-kagum pada budaya kita. Hal tersebut dapat meningkatkan devisa negara, sehingga Indonesia dapat membangun diri dan menarik wisatawan luar negeri untuk berkunjung ke Indonesia. Hal itu membuat perekonomian kita berkembang, dan kita tinggal berusaha untuk menjadi sebuah negara maju yang kaya akan budaya. Mencintai dan kembali ke budaya sendiri sulit dilakukan tanpa ada yang memulainya. Karena itu, kitalah yang harus memulainya, kita berusaha sebaik mungkin untuk budaya Indonesia, jangan pernah melupakan sejarah Indonesia, cintai budaya kita, hargai para pahlawan, dan sebar luaskan budaya kita.
Text Pidato by Primavera
Tetapi, dibalik semua keuntungan yang kita dapat, banyak pula hal-hal yang malahan menjadi tidak baik. Hal tersebut terjadi di berbagai bidang, seperti dalam bidang pendidikan, tata krama dan budi pekerti, kebudayaan, politik, ekonomi, dan lain sebagainya. Di sini, kami, kelompok 2, lebih membahas pengaruh globalisasi di bidang kebudayaan. Semakin berkembangnya teknologi di era globalisasi ini, bukan hanya memberikan banyak dampak positif, tapi juga mengakibatkan banyak dampak negatif untuk masyarakat Indonesia. Banyak acara-acara di televisi yang yang menyiarkan acara-acara luar negeri seperti MTV, Anime Jepang, Kartun Amerika, Film-film Barat, dan lain sebagainya. Di internet, kita dapat mengakses dengan cepat segala yang ingin kita ketahui. Hal tersebut mempengaruhi para pemuda Indonesia. Mereka memandang bahwa acara-acara itu lebih baik. Akhirnya mereka mencari tahu di internet, mereka jadi tahu banyak hal tentang perkembangan dan budaya luar negeri, dari cara berpakaian, berbicara, dan tata krama. Menonton TV dan menggunakan internet sebenarnya adalah hal yang baik, tetapi, kita harus dapat menyaring, mana yang harus ditiru dan mana yang harus dijauhi. Kita sebagai seorang Indonesia, kaya akan budaya. Kita mewarisi banyak sekali budaya yang unik yang seharusnya kita perkenalkan kepada dunia luar. Tapi, kenyataannya, sekarang malah banyak pemuda-pemuda Indonesia yang lebih menyukai budaya luar, hal itu tidak buruk, karena budaya ada untuk dihargai. Tapi, kita tidak boleh melupakan budaya kita sendiri.
Mungkin kita berpikir, hal itu hanya terjadi di kota-kota besar di Indonesia, seeprti Jakarta, Bali, Yogyakarta, Surabaya, dan Bandung. Ternyata, di kota Bukittinggipun sudah banyak pemuda Indonesia yang terpengaruh sekali dengan budaya luar. Mereka pergi ke Mall dengan menggunakan celana yang sangat pendek dan dandanan yang kurang sesuai dengan tata krama Indonesia. Di Yogyakarta sendiri juga sering kita lihat, penampilan anak muda yang kurang enak dipandang mata. Tapi, jika tidak menggunakan pakaian seperti itu, mereka akan dijauhi karena dianggap di gaul. Hal ini menyulitkan pemerintah juga dalam menanamkan rasa cinta dan bangga akan budaya sendiri. Kalau dipikir-pikir, budaya Indonesia tidak kalah menarik dari budaya luar, tapi karena keterbelakangan yang dialami negara Indonesia sendiri yang menyebabkan budaya Indonesia kurang dikenal. Kita, sebagai pemuda Indonesia, seharusnya lebih bangga pada budaya sendiri, perkenalkanlah budaya kita sebagai orang Jawa ke luar negeri. Beri tahu orang dunia tentang tari-tarian yang kita miliki, alat musik tradisional, pakaian, lagu, dan bahasa yang kita miliki.
Buat mereka terkagum-kagum pada budaya kita. Hal tersebut dapat meningkatkan devisa negara, sehingga Indonesia dapat membangun diri dan menarik wisatawan luar negeri untuk berkunjung ke Indonesia. Hal itu membuat perekonomian kita berkembang, dan kita tinggal berusaha untuk menjadi sebuah negara maju yang kaya akan budaya. Mencintai dan kembali ke budaya sendiri sulit dilakukan tanpa ada yang memulainya. Karena itu, kitalah yang harus memulainya, kita berusaha sebaik mungkin untuk budaya Indonesia, jangan pernah melupakan sejarah Indonesia, cintai budaya kita, hargai para pahlawan, dan sebar luaskan budaya kita.
Text Pidato by Primavera
1 comments:
Bro izin ngutip, buat tugas ospek ane ya...
Post a Comment