Berdiri di antara Jalan HOS Cokroaminoto dan Jalan Wirobrajan, SMA Negeri 1 Yogyakarta sudah melewati lebih dari 52 tahun. Berkiprah sekian lama di bidang pendidikan dengan tujuan mempercerdas putra-putri penerus bangsa, SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta yang merupakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dengan seluruh kelas yang sudah menggunakan kurikulum SBI ini, berhasil melahirkan lulusan-lulusan terbaik. Banyak prestasi yang telah ditorehkan siswa-siswi SMA Negeri 1 Yogyakarta. Dalam kompetisi Olimpiade Sains tahun 2009, SMA Negeri 1 Yogyakarta berhasil membawa pulang 16 medali dari total 27 medali yang diperoleh SMA-SMA di DIY. Rata-rata nilai UN tertinggi tahun 2010 juga telah diraih oleh SMA yang lebih dikenal SMA Teladan ini. Prestasi siswa-siswi SMA Negeri 1 Yogyakarta tidak berhenti pada rata-rata kelulusan. Banyak medali yang diraih dari berbagai bidang yang dilombakan, seperti Karya Ilmiah Remaja, Theater, Majalah SMA, Blog Competition, bahkan lomba ’ngluku’. Di bidang olah raga, SMA Teladan juga berhasil meraih kursi di empat besar dalam kompetisi basket se-DIY “Development Basketball League” tahun 2010 dan memasukkan salah satu nama pemainnya dalam tim DIY untuk melawan provinsi lain.
Bagaimana kehidupan di SMA Negeri 1 Yogyakarta?
Murid-murid SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta dikenal sebagai murid-murid yang berkepribadian baik dan berprestasi. Sebenarnya, ada beberapa kunci yang ada di SMA Negeri 1 Yogyakarta untuk mendidik para siswanya dalam bersikap. Pertama adalah semboyan 6S, yaitu SALAM: tiap bertemu teman, guru, karyawan, satpam, maupun orang luar, harus mengucapkan salam atau paling tidak menganggukan kepala. SAPA: ucapkan selamat pagi, siang, atau sore jika bertemu dengan seseorang. SENYUM: Berikan senyum pada semua orang, SOPAN: Bahasa Jawanya ‘Unggah-ungguh’. Bagaimana cara bersikap kepada guru, karyawan, satpam, ibu kantin, penjaga perpustakaan, teman, dll. SANTUN: Tidak hanya sopan, tetapi juga santun. Misalnya menyapa atau menyalami guru yang berpapasan saat berjalan, dll. SEDERHANA: Murid-murid SMA Teladan hidup dalam kesederhanaan. Walaupun dia peraih medali emas nasional, walaupun dia anak orang berada, jika dia siswa SMA Teladan, sikap sombong akan benar-benar ditekan. 6S tadi sebenarnya berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Zaman dahulu, murid harus membungkukkan badan dan bersikap sangat hormat pada guru, selain itu, murid harus membawakan tas atau barang bawaan gurunya, dll. Zaman sekarang, cara menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang berbeda. Seorang guru sudah akan merasa dihormati jika muridnya menyapa gurunya, misalnya “Pagi, Pak! Saya duluan, ya Pak! Permisi!” Sapaan seperti itu sudah membuat guru merasa dihormati. Jadi jangan berpikir bahwa di SMA Teladan, murid-muridnya terlalu terkekang dengan peraturan. Kunci yang kedua adalah GVT, atau Gladhi Vidya Teladan. Di sini GVT tidak dapat dibeberkan, yang jelas, banyak siswa yang akan berubah kepribadiannya menuju ke hal yang positif setelah menjalani GVT ini.
SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta terlalu ketat peraturannya?
Pernyataan yang salah. Tidak sedikit yang berpikir 2 kali untuk masuk ke SMA Teladan. Takut peraturannya, takut disiplinnya, dll. Sebenarnya peraturan dibuat oleh siswa sendiri melalui MPK OBTB (Osis Bhineka Teladan Bhakti), jadi sesuai dengan kehendak siswa itu sendiri. Bahkan diadakan sarasehan rutin, semacam diskusi antara perwakilan siswa dan pihak sekolah. Jadi pihak sekolah juga mengetahui kebetuhan siswa baik di bidang akademis maupun non-akademis. Disiplin adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan. Semua sekolah pasti memberlakukan sesuatu yang disebut “disiplin” itu.
Bagaimana Gaya Belajar Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta?
Tidak berbeda dengan siswa-siswi SMA lainnya. Selain kewajiban pokok, yaitu belajar, para siswa SMA Teladan juga mengembangkan ekspresi dan kekreatifitasan mereka di bidang non-akademik. Di SMA Teladan ada beberapa club yang rutin menjalankan kegiatan mereka. Club-club tersebut diantaranya:
Kehidupan Siswa Teladan yang Religius?
Semua prestasi SMA Negeri 1 Yogyakarta tidak lepas dari doa. Bagi yang beragama Islam, ada kelompok khusus untuk mengembangkan diri, lebih dikenal dengan nama Rohis, atau Kerohanian Islam.
Untuk yang Bergama Katholik, ada sebuah kelompok khusus untuk pengembangan iman, lebih dikenal dengan ROHKAT, atau Kerohanian Katholik.
Untuk yang Beragama Kristen, ada sebuah kelompok khusus untuk pengembangan iman, lebih dikenal dengan ROHKRIS, atau Kerohanian Kristen.
Buddha dan Hindu juga mempunyai kelompok sendiri untuk pengembangan diri.
Apa Sebenarnya Rohkat dan Rohkris itu?
Keduanya adalah kelompok untuk pengembangan iman. Rohkat dan Rohkris biasanya mengadakan acara bersama. Misalnya Perayaan Natal, Malam Keakraban, Rekoleksi, Paskah, Pelayanan mengajar sekolah minggu di desa, dll. Untuk Rohkat, setiap Jumat minggu pertama tiap bulannya, ada misa di Gereja St. Antonius Kotabaru. Untuk Kristen, tiap Jumat ada pengembangan iman. Semua acara Rohkat dan Rohkris tidak membuat tertekan. Semua dibuat oleh anggota Rohkat dan Rohkris, tidak ada paksaan dan semua melakukan dengan ikhlas dan senang untuk memuliakan Yesus Kristus. Mereka sudah seperti keluarga. Sangat akrab, bahkan sampai alumninya. Tidak ada senioritas, semua saudara dan semua bersatu dalam Yesus. Beberapa minggu setelah masuk ke SMA Negeri 1 Teladan Yogayakrta, akan muncul perasaan bahwa keluarga Besar Rohkat dan Rohkris bagaikan keluarga kedua. Saling menjaga, menghormati, mengajari, dll. Cinta kasih adalah dasar dari pelayanan Rohkat dan Rohkris, tidak ada yang membeda-bedakan baik ras, suku, warna kulit, kewarganegaraan, dll bukan sebuah masalah. ‘Semua untuk Satu dan Satu untuk Semua’. Bahkan mereka juga tidak jarang mengadakan kegiatan atau diskusi dengan Rohis. Semua agama diterima, semua ras dan suku diterima. Bhineka Tunggal Ika benar-benar diterapkan di SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta.
by: Primavera 2010
Bagaimana kehidupan di SMA Negeri 1 Yogyakarta?
Murid-murid SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta dikenal sebagai murid-murid yang berkepribadian baik dan berprestasi. Sebenarnya, ada beberapa kunci yang ada di SMA Negeri 1 Yogyakarta untuk mendidik para siswanya dalam bersikap. Pertama adalah semboyan 6S, yaitu SALAM: tiap bertemu teman, guru, karyawan, satpam, maupun orang luar, harus mengucapkan salam atau paling tidak menganggukan kepala. SAPA: ucapkan selamat pagi, siang, atau sore jika bertemu dengan seseorang. SENYUM: Berikan senyum pada semua orang, SOPAN: Bahasa Jawanya ‘Unggah-ungguh’. Bagaimana cara bersikap kepada guru, karyawan, satpam, ibu kantin, penjaga perpustakaan, teman, dll. SANTUN: Tidak hanya sopan, tetapi juga santun. Misalnya menyapa atau menyalami guru yang berpapasan saat berjalan, dll. SEDERHANA: Murid-murid SMA Teladan hidup dalam kesederhanaan. Walaupun dia peraih medali emas nasional, walaupun dia anak orang berada, jika dia siswa SMA Teladan, sikap sombong akan benar-benar ditekan. 6S tadi sebenarnya berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Zaman dahulu, murid harus membungkukkan badan dan bersikap sangat hormat pada guru, selain itu, murid harus membawakan tas atau barang bawaan gurunya, dll. Zaman sekarang, cara menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang berbeda. Seorang guru sudah akan merasa dihormati jika muridnya menyapa gurunya, misalnya “Pagi, Pak! Saya duluan, ya Pak! Permisi!” Sapaan seperti itu sudah membuat guru merasa dihormati. Jadi jangan berpikir bahwa di SMA Teladan, murid-muridnya terlalu terkekang dengan peraturan. Kunci yang kedua adalah GVT, atau Gladhi Vidya Teladan. Di sini GVT tidak dapat dibeberkan, yang jelas, banyak siswa yang akan berubah kepribadiannya menuju ke hal yang positif setelah menjalani GVT ini.
SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta terlalu ketat peraturannya?
Pernyataan yang salah. Tidak sedikit yang berpikir 2 kali untuk masuk ke SMA Teladan. Takut peraturannya, takut disiplinnya, dll. Sebenarnya peraturan dibuat oleh siswa sendiri melalui MPK OBTB (Osis Bhineka Teladan Bhakti), jadi sesuai dengan kehendak siswa itu sendiri. Bahkan diadakan sarasehan rutin, semacam diskusi antara perwakilan siswa dan pihak sekolah. Jadi pihak sekolah juga mengetahui kebetuhan siswa baik di bidang akademis maupun non-akademis. Disiplin adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan. Semua sekolah pasti memberlakukan sesuatu yang disebut “disiplin” itu.
Bagaimana Gaya Belajar Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta?
Tidak berbeda dengan siswa-siswi SMA lainnya. Selain kewajiban pokok, yaitu belajar, para siswa SMA Teladan juga mengembangkan ekspresi dan kekreatifitasan mereka di bidang non-akademik. Di SMA Teladan ada beberapa club yang rutin menjalankan kegiatan mereka. Club-club tersebut diantaranya:
- Scout : Pramuka SMA Negeri 1 Yogyakarta. Selain kegiatan-kegiatan intern, mereka juga mengadakan berbagai lomba untuk umum. Misalnya Lomba Galang 2010 untuk SMP, dll.
- SIGMA : Club jurnalis di SMA Negeri 1 Yogyakarta. Merekalah yang membuat majalah bulanan SMA Negeri 1 Yogyakarta atau SIGMAGAZINE. Produk SIGMA lainnya, misalnya SIGMANGA, SIGMATIMES, dan SIGMALINE. SIGMA juga mengadakan lomba, seperti lomba poster design untuk tingkat SMA dan Sederajat.
- Nilapangkaja : Club Theater SMA Negeri 1 Yogyakarta. Mereka sering mengadakan pertunjukan, ikut memeriahkan acara-acara, maupun mengikuti berbagai lomba.
- TSC : Teladan Science Club. Kegiatan mereka di bidang Karya Ilmiah Remaja, dll.
- TJRC : Club Palang Merah di Teladan.
- THA : Teladan Hiking Assosiation. Mereka sering menjelajahi alam. Mendaki gunung, turun ke gua, sungai, arung jeram, dll.
- Azayaka : Club penggemar Anime, Manga, Jepang dan Korea. Mereka membuat cover Music Video, membuat komik, ikut dalam kompetisi Jepang, bahkan mengadakan festival Jepang-Korea-China.
- ANT : Club Bahasa Asing. Siswa bisa belajar bahasa Inggris, Korea, Jepang, Arab, Mandarin, Jerman, Perancis, dll.
- ZERO : Club Musik atau Orchestra Teladan.
- Robotic : Club robotic Teladan.
- Banyak klub-klub lain seperti, Klub Basket, Volley, Badminton, Sepak Bola, bahkan klub YuGiOh.
Kehidupan Siswa Teladan yang Religius?
Semua prestasi SMA Negeri 1 Yogyakarta tidak lepas dari doa. Bagi yang beragama Islam, ada kelompok khusus untuk mengembangkan diri, lebih dikenal dengan nama Rohis, atau Kerohanian Islam.
Untuk yang Bergama Katholik, ada sebuah kelompok khusus untuk pengembangan iman, lebih dikenal dengan ROHKAT, atau Kerohanian Katholik.
Untuk yang Beragama Kristen, ada sebuah kelompok khusus untuk pengembangan iman, lebih dikenal dengan ROHKRIS, atau Kerohanian Kristen.
Buddha dan Hindu juga mempunyai kelompok sendiri untuk pengembangan diri.
Apa Sebenarnya Rohkat dan Rohkris itu?
Keduanya adalah kelompok untuk pengembangan iman. Rohkat dan Rohkris biasanya mengadakan acara bersama. Misalnya Perayaan Natal, Malam Keakraban, Rekoleksi, Paskah, Pelayanan mengajar sekolah minggu di desa, dll. Untuk Rohkat, setiap Jumat minggu pertama tiap bulannya, ada misa di Gereja St. Antonius Kotabaru. Untuk Kristen, tiap Jumat ada pengembangan iman. Semua acara Rohkat dan Rohkris tidak membuat tertekan. Semua dibuat oleh anggota Rohkat dan Rohkris, tidak ada paksaan dan semua melakukan dengan ikhlas dan senang untuk memuliakan Yesus Kristus. Mereka sudah seperti keluarga. Sangat akrab, bahkan sampai alumninya. Tidak ada senioritas, semua saudara dan semua bersatu dalam Yesus. Beberapa minggu setelah masuk ke SMA Negeri 1 Teladan Yogayakrta, akan muncul perasaan bahwa keluarga Besar Rohkat dan Rohkris bagaikan keluarga kedua. Saling menjaga, menghormati, mengajari, dll. Cinta kasih adalah dasar dari pelayanan Rohkat dan Rohkris, tidak ada yang membeda-bedakan baik ras, suku, warna kulit, kewarganegaraan, dll bukan sebuah masalah. ‘Semua untuk Satu dan Satu untuk Semua’. Bahkan mereka juga tidak jarang mengadakan kegiatan atau diskusi dengan Rohis. Semua agama diterima, semua ras dan suku diterima. Bhineka Tunggal Ika benar-benar diterapkan di SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta.
by: Primavera 2010
2 comments:
ngerti ngene pengen mengulang masa SMA aja. Masalah terbesar baru PR matematika, fisika, kimia. T.T untuk yang butuh beli sampul ijazah buka website nya ini aja http://bintangnusantaramap.com
Blog pendidikan lengkap http:// newspendidikanku.blogspot.com
Post a Comment