Sebenarnya penting tidak sih keputusan yang kita ambil untuk mengatakan YA atau TIDAk saat direkomendasikan menjadi seorang pemimpin atau ketua?
Kita akan mulai dari hal yang kecil dulu. Dari pendidikan SD atau bahkan TK, sampai kehidupan kita memasuki masa pensiun, kita pasti akan terlibat di berbagai institusi, mulai dari sebuah kelas, sekolah, RT, RW, organisasi masyarakat, sampai paguyuban lansia. Kalian pasti pernah direkomendasikan atau istilahnya ditunjuk untuk menjadi seorang ketua dalam sebuah instansi tersebut. Entah itu permanen maupun tidak. Misalnya kamu ikut Gerakan Pramuka, kebetulan ada ujian kelompok untuk mempraktekkan P3K dan kamu dipilih untuk menjadi ketua kelompok hanya untuk tantangan P3K itu saja. Banyak orang yang akan berkata “AH, Kok aku sih? Jangan aku, nggak bisa. Si A aja, atau kalau nggak si B aja” dan macam-macam alasan kreatif yang muncul. Tapi ada beberapa orang yang akan berkata, “Ok lah, mohon bantuannya”.
Dari contoh di atas, ada dua tipe secara garis besar. Orang yang menolak biasanya merupakan orang yang kurang menonjol dalam kehidupan kesehariannya. Misalnya dia tidak berprestasi, jarang dipuji orang, dan yang jelas dia tidak punya kepercayaan diri.
Orang yang mengatakan ya, biasanya adalah orang yang berprestasi dan biasa dipuji. Selain itu orang tersebut juga biasa dipilih untuk menjadi pemimpin. Secara otomatis, kepribadian yang akan terbentuk adalah adanya rasa percaya diri, walaupun ada yang kuat dan ada yang lemah.
Mana yang lebih baik?
“Tentu saja yang mengatakan YA!” Dengan mantap. BELUM TENTU! Walaupun begitu, rasa percaya diri yang berlebihan dan hanya mengandalkan kata-kata YA saja juga tidak baik. Kadang orang yang mengatakan TIDAK juga tidak salah, mungkin dia berpikir bahwa setelah mengatakan YA, ada sebuah tanggung jawab besar yang harus dipikul. Jadi bukan berarti mengatakan TIDAK itu buruk. Kalau memang sadar dan mawas diri bahwa tidak sanggup katakanlah MAAF, TIDAK BISA. Daripada hasilnya buruk, lebih baik tidak. Tapi jika dalam keadaan mendesak, dengan musyawarah yang baik, jangan takut katakan YA.
Sekarang apa yang paling baik dilakukan?
Konsekuensi sesudah mengatakan YA itu berat. Semua orang bergantung padamu. Kamu harus melakukan yang terbaik dan maksimal. Jangan kecewakan anggotamu. Dengan kerja keras dan kerja maksimal, walaupun hasil yang didapatkan tidak sebaik yang diharapkan, hasil kerjamu pasti akan dihargai oleh anggotamu.
Sifat-sifat seperti di atas, kepercayaan diri, ketekunan, keuletan, keberanian sangat penting bagi kamu yang ingin menjadi seorang pengusaha. Selain itu, pandai berbicara di depan umum merupakan poin penting dalam kesuksesan. Di Amerika, anak-anak sudah dibiasakan untuk dapat berbicara di depan umum. Tapi Indonesia juga tidak kalah, lho. Terutama sekolah-sekolah di Indonesia sudah banyak yang berstatus SBI atau Sekolah Berstandar Internasional di mana murid-muridnya dituntun dapat berpresentasi dengan baik di depan umum.
Pokoknya, setelah membaca artikel ini, kamu harus punya rasa percaya diri lebih baik lagi. Jangan takut kalau kamu dijadikan pemimpin. Bekerjalah secara maksimal dan jangan kecewakan orang-orang yang telah mendukungmu.
by: PRV
pic credit: artesiana
Dari contoh di atas, ada dua tipe secara garis besar. Orang yang menolak biasanya merupakan orang yang kurang menonjol dalam kehidupan kesehariannya. Misalnya dia tidak berprestasi, jarang dipuji orang, dan yang jelas dia tidak punya kepercayaan diri.
Orang yang mengatakan ya, biasanya adalah orang yang berprestasi dan biasa dipuji. Selain itu orang tersebut juga biasa dipilih untuk menjadi pemimpin. Secara otomatis, kepribadian yang akan terbentuk adalah adanya rasa percaya diri, walaupun ada yang kuat dan ada yang lemah.
Mana yang lebih baik?
“Tentu saja yang mengatakan YA!” Dengan mantap. BELUM TENTU! Walaupun begitu, rasa percaya diri yang berlebihan dan hanya mengandalkan kata-kata YA saja juga tidak baik. Kadang orang yang mengatakan TIDAK juga tidak salah, mungkin dia berpikir bahwa setelah mengatakan YA, ada sebuah tanggung jawab besar yang harus dipikul. Jadi bukan berarti mengatakan TIDAK itu buruk. Kalau memang sadar dan mawas diri bahwa tidak sanggup katakanlah MAAF, TIDAK BISA. Daripada hasilnya buruk, lebih baik tidak. Tapi jika dalam keadaan mendesak, dengan musyawarah yang baik, jangan takut katakan YA.
Sekarang apa yang paling baik dilakukan?
Konsekuensi sesudah mengatakan YA itu berat. Semua orang bergantung padamu. Kamu harus melakukan yang terbaik dan maksimal. Jangan kecewakan anggotamu. Dengan kerja keras dan kerja maksimal, walaupun hasil yang didapatkan tidak sebaik yang diharapkan, hasil kerjamu pasti akan dihargai oleh anggotamu.
Sifat-sifat seperti di atas, kepercayaan diri, ketekunan, keuletan, keberanian sangat penting bagi kamu yang ingin menjadi seorang pengusaha. Selain itu, pandai berbicara di depan umum merupakan poin penting dalam kesuksesan. Di Amerika, anak-anak sudah dibiasakan untuk dapat berbicara di depan umum. Tapi Indonesia juga tidak kalah, lho. Terutama sekolah-sekolah di Indonesia sudah banyak yang berstatus SBI atau Sekolah Berstandar Internasional di mana murid-muridnya dituntun dapat berpresentasi dengan baik di depan umum.
Pokoknya, setelah membaca artikel ini, kamu harus punya rasa percaya diri lebih baik lagi. Jangan takut kalau kamu dijadikan pemimpin. Bekerjalah secara maksimal dan jangan kecewakan orang-orang yang telah mendukungmu.
by: PRV
pic credit: artesiana
0 comments:
Post a Comment