Apa maksud judul artikel ini?!
Dewasa ini, dimana-mana dikumandangkan, "Penghijauan" atau "Keep Green" atau "Sehatkan bumi kita" dan masih banyak lagi. Yang paling gempar dengan warna, kata, dan macem-macem yang serba hijau itu Amerika. Orang Amerika sekarang benar-benar mengutamakan Reduce-Recycle-Reuse. Bahkan banyak penghargaan yang diberikan pemerintah baik untuk perusahaan, organisasi, maupun perorangan untuk hal ini. Misalnya penghargaan dari pemerintah untuk hotel yang benar-benar melaksanakan 3R ini. Di hotel berbintang itu, bahan-bahan yang digunakan bisa di daur ulang. Bahan yang dipilih untuk dijadikan sabunpun tidak sembarangan, bahan yang ramah lingkungan. Mereka juga mulai mengurangi kegiatan konsumtif mereka misalnya dengan sisa sayur atau bahan makanan lain tidak dibuang begitu saja, tapi diolah menjadi pupuk, dan masih banyak usaha yang dilakukan.
Kota-kota besar di Amerika juga semakin panas dan padat. Bahkan di TV pernah diwawancarai, sepasang suami istri yang tinggal di California, mereka mempunyai hobi bercocok tanam, tapi apa daya lahan tak ada. -jadi bersyukurlah kita yang masih punya lahan untuk bercocok tanam-. Akhirnya mereka bercocok tanam di atap apartemen. Tapi hal itu tidak memberikan kepuasan maksimal, karena yang bisa mereka tanam hanya sekedar tanaman di pot saja...mana bisa besar, jadi pohon, dan membuat rasa sejuk tersendiri -seperti yang masih kita nikmati-. Ada lagi seorang pengusaha kafe yang mendekor kafenya sedemikian rupa sehingga tamunya merasa berada di tengah-tengah sebuah rumah kaca. Hal-hal kecil seperti ini saja sudah bisa heboh dan masuk TV kalau di Amerika. Maklum saja, karena Amerika negaranya terlalu maju. Coba lihat Las vegas, kota super modern! Mau keluar hotel saja bingung, semua berteknologi tinggi.
Jangan tanya kenapa di Las Vegas tidak ada pohon, ya. Las Vegas itu dulunya adalah padang pasir, akhirnya disulap menjadi kota super modern, jadi yang namanya pohon tetap saja sulit tumbuh.
Lepas dari Amerika, kita terbang ke Korea Selatan. Di sana kemacetan juga terjadi sebagaimana di Jakarta, tapi orang Korea lebih modal (hahaha), karena jalanan dipadati mobil dan kendaraan-kendaraan besar. Kalau di sini, banyak motornya... Yah, maklum, karena pendapatan per kapita Korea Selatan masuk kategori tinggi. Di Korea Selatan, kota-kota juga sudah maju, banyak gedung tinggi dan hal-hal modern lainnya, walaupun masih kalah jauh dengan Las Vegas. Nah, di Korea juga heboh menggalakkan program penghijauan. Tapi di Korea masih ada lahan-lahan luas seperti di daerah Hwa Ahn Dang.
Kita terbang ke Jepang... ada apa di Jepang?
Ada kuil! ada Mall! ada orang Jepang!
Teknologi-teknologi yang biasa kita gunakan banyak yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan Jepang, misalnya Hitachi, Toshiba, Sharp, dll. Keadaan di Jepang tidak beda jauh dengan negara asia maju disekitarnya, maksudnya keadaan kotanya, dll.
Di Jepang juga banyak dikumandangkan tentang penghijauan, tapi mereka juga mengimbangi seruan-seruan itu dengan suatu tindakan. Misalnya, salah satu proyektor merk Jepang bahannya dibuat dari bahan yang ramah lingkungan, hebat kan?
Contoh lagi nih, sekitar tahun 2002, ada anime (animasi Jepang) yang berjudul Shaman King. Nah, di sana ada seorang tokoh bernama Horo-Horo. Dia berasal dari suku asli Jepang, suku Ainu yang tinggal di daerah utara Jepang. Yang hebat dari dirinya adalah cita-citanya, yaitu MEMBUAT JEPANG DIPENUHI TANAMAN HIJAU. Dari anime ini, sudah dapat dilihat, kan, pembuat anime ini sudah berpikir tentang sesuatu yang hijau dan segar.
Dari Jepang kita pindah ke Singapore...
WOW, negara kecil yang modern, tapi banyak pohonnya. Di sana panas, tapi sejuk, karena kotanya dipenuhi pohon-pohon yang rindang.
Oh ya, hampir lupa, beberapa waktu yang lalu, di Inggris dan Perancis terjadi suatu insiden berupa tewasnya banyak orang karena kepanasan... dan hal ini diperkirakan ada hubungannya dengan pemanasan global.
Sebelum kita bahas Indonesia, saya akan memberikan contoh lagi, sebuah game!
Game City Life 2008... jadi kita menjadi wali kota. Kita membuat sebuah kota. Maju tidaknya kota tersebut tergantung kita, bagaimana menempatkan rumah sakit, hiburan, pabrik, rumah, dll. Juga bagaimana kita mengatur keuangan. Nah hebatnya di sini, misalnya kita membangun sebuah pabrik, tentu saja yang namanya pabrik itu menyebabkan polusi yang super, jika kita menempatkan sebuah rumah di sebelah pabrik, maka orang yang tinggal di rumah itu bisa sakit atau tidak betah. Karena itu, selain membangun pabrik, kita harus memikirkan berapa pohon atau taman yang harus dibuat. Selain itu, jika kita memberikan asupan listrik terlalu besar, maka kita akan mendapat peringatan, supaya tidak boros. Di game saja bisa seperti itu, kenapa di kehidupan nyata tidak?
Ok, sekarang kita di Indonesia. Di semester 2 ini, guru grafis di sekolah saya memberikan tugas untuk membuat poster, temanya Bumi yang Hijau. Tugas ini membuat banyak teman-teman saya menyampaikan pendapatnya tentang keadaan bumi dan hal-hal yang bisa menjaga bumi kita tetap hijau. Di Kalimantan, banyak hutan ditebang, terutama kasus ilegal loging yang juga tidak menerapkan Tebang pilih Tanam, Alhasil, semakin gundul tanah di sana. Yang bermasalah lagi, masih banyak orang-orang di pedesaan yang tidak tahu bahwa bumi kita ini sekarat. Misalnya, penduduk di daerah Gunung Wayang Jawa Barat. Mereka sulit mendapat pekerjaan, akhirnya mereka membabat hutan di gunung itu dan melakukan alih fungsi lahan menjadi lahan pertanian tanpa seijin pemerintah. Akhirnya, dampak yang langsung dirasakan adalah bencana seperti tanah longsor, yang akhirnya longsoran itu terbawa air dan masuk ke sungai Ciliwung dan membuat sungai itu semakin dangkal, akhirnya, kalau hujan deras, air sungai meluap dan daerah sekitar situ kebanjiran dengan hebatnya.
Lalu sekarang banyak teori-teori dan tulisan-tulisan tentang Green Program ini, tapi sayangnya di Indonesia masih belum banyak yang sadar akan keadaan bumi kita ini.
Sudah cukup contohnya, langsung bahas saja...
Contoh-contoh di atas adalah usaha-usaha yang dilakukan manusia selama ini untuk menjaga bumi kita supaya besok-besok masih bisa digunakan untuk tinggal. Selain krisis udara sejuk dan sehat, krisis energi juga melanda dunia. Zaman revolusi industri dulu, orang belum terlalu memikirkan dampaknya, jadi mereka hanya melakukan expansi-expansi yang ternyata banyak yang berdampak negatif untuk dunia kita sekarang. Tapi apa boleh buat, kita sekarang hanya bisa mencegah bertambahnya, dan kalau bisa mengembalikan atau orang bilang "Back to Nature". Lagu Michael Jackson yang berjudul Earth Song dan Heal The World banyak dinyanyikan orang di seluruh dunia, yah, ini merupakan salah satu pesan juga, bahwa masalah tentang bumi ini merupakan masalah global.
Coba kita lihat, apa saja yang sudah terjadi akibat pemanasan global ini, pertama kasus di Eropa yang suhunya tiba-tiba jadi panas, lalu mencairnya es di kutub dengan jumlah yang cukup besar per tahunnya, dan yang paling bisa kita rasakan, adalah udara yang selama ini kita hirup dan lewat di sela-sela kulit kita.
Sebagai anak sekolah, saya sering mengeluh kalau sudah jam 11 ke atas, "Wah, Panas banget! Udara dan suhunya panas! Sungguh tidak enak!" padahal kata orang-orang yang menikmati sekolah zaman dulu, "Dulu itu kalau pagi dingin sekali, kalau siang saja sejuk" ~oh betapa enaknya... tapi mereka belum pegang komputer ya...hahaha
Ya inilah efek kemajuan teknologi juga. Tapi lama kelamaan orang jadi ingin kembali ke jaman hijau, jadi ingat "The Law of Deminishing Return Curve" yang kurvanya naik sampai titik tertentu, lalu turun kembali.
Balik lagi, kepanasan yang saya rasakan ada hubungannya dengan pemanasan global. Awalnya dari mana sih?
Sekarang kan banyak polusi, misalnya dari pabrik atau asap motor, hal ini membuat efek rumah kaca dan akhirnya panasnya memantul ke bumi. Ada juga zat-zat kimia yang merusak ozon kita, misalnya CFC, sehingga sinar matahari masuk begitu saja tanpa difilter dulu. Lalu masalah ini ditambah dengan sifat super konsumtif makhluk bumi yaitu manusia yang akhirnya membuat kita krisis energi.
Lalu usaha apa saja yang dilakukan?
Usaha yang dilakukan misalnya menyerukan Keep Green dimana-mana. Jadi hijau ini benar-benar merajalela. Orang berpikir bahwa okelah, paling tidak kita bisa menghambat bertambahnya pemanasan global ini dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya.
Ada juga beberapa ilmuwan yang berencana untuk membuat tabir surya raksasa untuk bumi ini. Dan masih banyak lagi usaha...
Tapi, masih banyak juga orang yang belum sadar akan pesan yang terkandung dalam usaha-usaha itu.
Kita lihat saja di sekitar kita, banyak pengajar yang memberitahukan bahwa Hijau! Hijau Hijau! Hemat Energi! Cara-cara reboisasi, dll.
TAPI SEMUA ITU HANYA TEORI
Jarang ada misalnya sekolah yang benar-benar secara serius melakukannya dan menanamkan dengan benar-benar juga kepada siswa-siswanya tentang Keep Green ini. Masalahnya, pengajarnya sendiri belum punya rasa atau suatu keinginan yang benar-benar untuk melakukan penghijauan itu sendiri, sebab banyak yang masih belum mengerti benar, apa maksud dari Keep Green yang harus disampaikan kepada para murid.
Pesan keep green ini saja sudah disampaikan oleh Presiden SBY dengan menggalakkan program penanaman 10ribu pohon, kan?
Yah, yang ingin saya sampaikan lewat artikel ini, intinya, marilah kita benar-benar memahami apa maksud dari Keep Green ini, bagaimana sebenarnya keadaan bumi kita, dan apa yang harus kita lakukan (cari di internet kan bisa, jangan alasan lo). Tapi ingat, KAMI TIDAK BUTUH TEORI, KAMI BUTUH AKSIMU!
made by: Primavera
copyright 2010@universityforhope
Kota-kota besar di Amerika juga semakin panas dan padat. Bahkan di TV pernah diwawancarai, sepasang suami istri yang tinggal di California, mereka mempunyai hobi bercocok tanam, tapi apa daya lahan tak ada. -jadi bersyukurlah kita yang masih punya lahan untuk bercocok tanam-. Akhirnya mereka bercocok tanam di atap apartemen. Tapi hal itu tidak memberikan kepuasan maksimal, karena yang bisa mereka tanam hanya sekedar tanaman di pot saja...mana bisa besar, jadi pohon, dan membuat rasa sejuk tersendiri -seperti yang masih kita nikmati-. Ada lagi seorang pengusaha kafe yang mendekor kafenya sedemikian rupa sehingga tamunya merasa berada di tengah-tengah sebuah rumah kaca. Hal-hal kecil seperti ini saja sudah bisa heboh dan masuk TV kalau di Amerika. Maklum saja, karena Amerika negaranya terlalu maju. Coba lihat Las vegas, kota super modern! Mau keluar hotel saja bingung, semua berteknologi tinggi.
Jangan tanya kenapa di Las Vegas tidak ada pohon, ya. Las Vegas itu dulunya adalah padang pasir, akhirnya disulap menjadi kota super modern, jadi yang namanya pohon tetap saja sulit tumbuh.
Lepas dari Amerika, kita terbang ke Korea Selatan. Di sana kemacetan juga terjadi sebagaimana di Jakarta, tapi orang Korea lebih modal (hahaha), karena jalanan dipadati mobil dan kendaraan-kendaraan besar. Kalau di sini, banyak motornya... Yah, maklum, karena pendapatan per kapita Korea Selatan masuk kategori tinggi. Di Korea Selatan, kota-kota juga sudah maju, banyak gedung tinggi dan hal-hal modern lainnya, walaupun masih kalah jauh dengan Las Vegas. Nah, di Korea juga heboh menggalakkan program penghijauan. Tapi di Korea masih ada lahan-lahan luas seperti di daerah Hwa Ahn Dang.
Kita terbang ke Jepang... ada apa di Jepang?
Ada kuil! ada Mall! ada orang Jepang!
Teknologi-teknologi yang biasa kita gunakan banyak yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan Jepang, misalnya Hitachi, Toshiba, Sharp, dll. Keadaan di Jepang tidak beda jauh dengan negara asia maju disekitarnya, maksudnya keadaan kotanya, dll.
Di Jepang juga banyak dikumandangkan tentang penghijauan, tapi mereka juga mengimbangi seruan-seruan itu dengan suatu tindakan. Misalnya, salah satu proyektor merk Jepang bahannya dibuat dari bahan yang ramah lingkungan, hebat kan?
Contoh lagi nih, sekitar tahun 2002, ada anime (animasi Jepang) yang berjudul Shaman King. Nah, di sana ada seorang tokoh bernama Horo-Horo. Dia berasal dari suku asli Jepang, suku Ainu yang tinggal di daerah utara Jepang. Yang hebat dari dirinya adalah cita-citanya, yaitu MEMBUAT JEPANG DIPENUHI TANAMAN HIJAU. Dari anime ini, sudah dapat dilihat, kan, pembuat anime ini sudah berpikir tentang sesuatu yang hijau dan segar.
Dari Jepang kita pindah ke Singapore...
WOW, negara kecil yang modern, tapi banyak pohonnya. Di sana panas, tapi sejuk, karena kotanya dipenuhi pohon-pohon yang rindang.
Oh ya, hampir lupa, beberapa waktu yang lalu, di Inggris dan Perancis terjadi suatu insiden berupa tewasnya banyak orang karena kepanasan... dan hal ini diperkirakan ada hubungannya dengan pemanasan global.
Sebelum kita bahas Indonesia, saya akan memberikan contoh lagi, sebuah game!
Game City Life 2008... jadi kita menjadi wali kota. Kita membuat sebuah kota. Maju tidaknya kota tersebut tergantung kita, bagaimana menempatkan rumah sakit, hiburan, pabrik, rumah, dll. Juga bagaimana kita mengatur keuangan. Nah hebatnya di sini, misalnya kita membangun sebuah pabrik, tentu saja yang namanya pabrik itu menyebabkan polusi yang super, jika kita menempatkan sebuah rumah di sebelah pabrik, maka orang yang tinggal di rumah itu bisa sakit atau tidak betah. Karena itu, selain membangun pabrik, kita harus memikirkan berapa pohon atau taman yang harus dibuat. Selain itu, jika kita memberikan asupan listrik terlalu besar, maka kita akan mendapat peringatan, supaya tidak boros. Di game saja bisa seperti itu, kenapa di kehidupan nyata tidak?
Ok, sekarang kita di Indonesia. Di semester 2 ini, guru grafis di sekolah saya memberikan tugas untuk membuat poster, temanya Bumi yang Hijau. Tugas ini membuat banyak teman-teman saya menyampaikan pendapatnya tentang keadaan bumi dan hal-hal yang bisa menjaga bumi kita tetap hijau. Di Kalimantan, banyak hutan ditebang, terutama kasus ilegal loging yang juga tidak menerapkan Tebang pilih Tanam, Alhasil, semakin gundul tanah di sana. Yang bermasalah lagi, masih banyak orang-orang di pedesaan yang tidak tahu bahwa bumi kita ini sekarat. Misalnya, penduduk di daerah Gunung Wayang Jawa Barat. Mereka sulit mendapat pekerjaan, akhirnya mereka membabat hutan di gunung itu dan melakukan alih fungsi lahan menjadi lahan pertanian tanpa seijin pemerintah. Akhirnya, dampak yang langsung dirasakan adalah bencana seperti tanah longsor, yang akhirnya longsoran itu terbawa air dan masuk ke sungai Ciliwung dan membuat sungai itu semakin dangkal, akhirnya, kalau hujan deras, air sungai meluap dan daerah sekitar situ kebanjiran dengan hebatnya.
Lalu sekarang banyak teori-teori dan tulisan-tulisan tentang Green Program ini, tapi sayangnya di Indonesia masih belum banyak yang sadar akan keadaan bumi kita ini.
Sudah cukup contohnya, langsung bahas saja...
Contoh-contoh di atas adalah usaha-usaha yang dilakukan manusia selama ini untuk menjaga bumi kita supaya besok-besok masih bisa digunakan untuk tinggal. Selain krisis udara sejuk dan sehat, krisis energi juga melanda dunia. Zaman revolusi industri dulu, orang belum terlalu memikirkan dampaknya, jadi mereka hanya melakukan expansi-expansi yang ternyata banyak yang berdampak negatif untuk dunia kita sekarang. Tapi apa boleh buat, kita sekarang hanya bisa mencegah bertambahnya, dan kalau bisa mengembalikan atau orang bilang "Back to Nature". Lagu Michael Jackson yang berjudul Earth Song dan Heal The World banyak dinyanyikan orang di seluruh dunia, yah, ini merupakan salah satu pesan juga, bahwa masalah tentang bumi ini merupakan masalah global.
Coba kita lihat, apa saja yang sudah terjadi akibat pemanasan global ini, pertama kasus di Eropa yang suhunya tiba-tiba jadi panas, lalu mencairnya es di kutub dengan jumlah yang cukup besar per tahunnya, dan yang paling bisa kita rasakan, adalah udara yang selama ini kita hirup dan lewat di sela-sela kulit kita.
Sebagai anak sekolah, saya sering mengeluh kalau sudah jam 11 ke atas, "Wah, Panas banget! Udara dan suhunya panas! Sungguh tidak enak!" padahal kata orang-orang yang menikmati sekolah zaman dulu, "Dulu itu kalau pagi dingin sekali, kalau siang saja sejuk" ~oh betapa enaknya... tapi mereka belum pegang komputer ya...hahaha
Ya inilah efek kemajuan teknologi juga. Tapi lama kelamaan orang jadi ingin kembali ke jaman hijau, jadi ingat "The Law of Deminishing Return Curve" yang kurvanya naik sampai titik tertentu, lalu turun kembali.
Balik lagi, kepanasan yang saya rasakan ada hubungannya dengan pemanasan global. Awalnya dari mana sih?
Sekarang kan banyak polusi, misalnya dari pabrik atau asap motor, hal ini membuat efek rumah kaca dan akhirnya panasnya memantul ke bumi. Ada juga zat-zat kimia yang merusak ozon kita, misalnya CFC, sehingga sinar matahari masuk begitu saja tanpa difilter dulu. Lalu masalah ini ditambah dengan sifat super konsumtif makhluk bumi yaitu manusia yang akhirnya membuat kita krisis energi.
Lalu usaha apa saja yang dilakukan?
Usaha yang dilakukan misalnya menyerukan Keep Green dimana-mana. Jadi hijau ini benar-benar merajalela. Orang berpikir bahwa okelah, paling tidak kita bisa menghambat bertambahnya pemanasan global ini dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya.
Ada juga beberapa ilmuwan yang berencana untuk membuat tabir surya raksasa untuk bumi ini. Dan masih banyak lagi usaha...
Tapi, masih banyak juga orang yang belum sadar akan pesan yang terkandung dalam usaha-usaha itu.
Kita lihat saja di sekitar kita, banyak pengajar yang memberitahukan bahwa Hijau! Hijau Hijau! Hemat Energi! Cara-cara reboisasi, dll.
TAPI SEMUA ITU HANYA TEORI
Jarang ada misalnya sekolah yang benar-benar secara serius melakukannya dan menanamkan dengan benar-benar juga kepada siswa-siswanya tentang Keep Green ini. Masalahnya, pengajarnya sendiri belum punya rasa atau suatu keinginan yang benar-benar untuk melakukan penghijauan itu sendiri, sebab banyak yang masih belum mengerti benar, apa maksud dari Keep Green yang harus disampaikan kepada para murid.
Pesan keep green ini saja sudah disampaikan oleh Presiden SBY dengan menggalakkan program penanaman 10ribu pohon, kan?
Yah, yang ingin saya sampaikan lewat artikel ini, intinya, marilah kita benar-benar memahami apa maksud dari Keep Green ini, bagaimana sebenarnya keadaan bumi kita, dan apa yang harus kita lakukan (cari di internet kan bisa, jangan alasan lo). Tapi ingat, KAMI TIDAK BUTUH TEORI, KAMI BUTUH AKSIMU!
made by: Primavera
copyright 2010@universityforhope
1 comments:
suka.... klo di luar mkin pmrintahnya memfasilitasinya klo diindo? apa harus kita buat pemerintahan sendiri untuk penghijauan... dri pemerintah, org2, cuman banyak woro2... tapi hasil? kosong....
Post a Comment